Monday, November 14, 2011

UJIAN : Suatu Ajang Mencari Yang Terbaik Dan Terburuk



UJIAN suatu kata yang menjadi sangat menakutkan di telinga para pelajar atau mahasiswa. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam ujian. Tidak sedikit orang yang rela begadang atau menjalankan aktifitas yang tidak sehat semata-mata utnuk mendapatkan nilai ujian yang baik.

Perlu kita garis bawahi dan tanpa kemunafikan kita hanya perlu NILAI bukan ILMU. Hanya orang yang munafik yang lebih membutuhkan ILMU dibandingkan NILAI. Tapi perlu diingat kembali sistem pembelajaran di Indonesia ini adalah yang mementingkan NILAI, sedangkan ILMU merupakan poin kedua.

Normalnya setiap 3 bulan sekali kita akan menghadapi UJIAN baik itu UTS ataupun UAS. Segala cara kita lakukan, mulai dari belajar semalaman, bahkan ada yang mempercayai takhayul yang tidak perlu disebutkan.

Dan pada akhirnya setelaah ujian berakhir, akan ada pengumuman siapa yang berhasil menyelesaikan ujiannya dengan baik dan siapa yang bahkan tidak bisa menyelesaikan ujiannya. Sebuah pertanyaan besar buat gua, apakah sistem pembelajaran di Indonesia hanya untuk membuat seseorang menjadi besar kepala atau apa???

"Who's The Best??", "He's The Worst!!". Itulah yang menjadi pernyataan orang disekitar kita ketika kita telah selesai melaksanakan ujian dan mendapatkan hasilnya. Yang diatas tetap diatas, dan yang dibawah tetap terinjak. 

Bukanlah keinginan seseorang untuk mendapatkan nilai yang buruk dan seseorang yang mendapatkan nilai yang lebih baik daripada orang tersebut mungkin tidak lebih baik daripada orang itu.

Ingatlah yang terpenting ketika kita dapat menyelesaikan pendidikan kita, memang yang menjadi patokan kita adalah NILAI atau IJAZAH yang kita dapatkan untuk mencari sebuah pekerjaan, tapi menurut gua yang paling penting dari semuanya adalah ketika kita melihat orang yang jatuh dan kita membantunya berdiri dan orang itu dapat lari melampaui kita dan kita melihatnya dari belakang sambil tersenyum.

Karena Sesuatu Yang Besar Berawal Dari Sesuatu Yang Tidak Diperhitungkan.

No comments:

Post a Comment